Etimologi
Bahasa
Kata
manajemen berasal dari bahasa Latin yakni kata “manus” yang berarti
tangan atau menangani suatu tugas. Selain itu manajemen juga berasal dari bahasa
Perancis kuno yakni ménagement, yang memiliki arti "seni
melaksanakan dan mengatur; bahasa Italia “maneggiare” yang berarti
"mengendalikan," terutama dalam konteks mengendalikan kuda; dan
bahasa Inggris “manage”, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Setiap
manusia sudah pasti melakukan aktivitas manajemen. Orang setingkat Presiden
maupun seorang pedangang kaki lima melakukan kegiatan manajemen sesuai dengan
skala keilmuannya masing-masing. Mereka sama-sama melakukan perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan terhadap segala macam pekerjaan yang sedang
dilakukannya untuk memastikan tujuannya tercapai. Seorang Presiden mempunyai
tujuan yang sangat luas dan besar sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar 1945,
sementara seorang pedangan kaki lima juga mempunyai tujuan dari apa yang telah
dicita-citakannya.
Manajemen
adalah ilmu universal tidak teikat ruang dan waktu. Setiap manusia hidup
membutuhkan dan memberlakukan aktivitas manajemen dari bangun tidur sampai
tidur kembali. Setiap diri manusia adalah manajer yang akan menyusun dan
merumuskan langkah-langkah untuk mengerjakan segala sesuatu dengan efektif dan
efisien sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Siapapun manusia terikat
dengan ilmu manajemen, karena setiap perencanaan akan mengakibatkan pelaksanaan
dan setiap kegiatan pelaksanaan menghasilkan suatu kejadian yang membutuhakn
evaluasi penilaian dan perbaikan berkelanjutan.
Pengertian
Manajemen dan Manajer
Manajemen
adalah suatu ilmu yang meliputi usaha manusia untuk mencapai tujuan yang telah
dikalkulasikan dengan bantuan sejumlah sumber dengan cara efektif dan efisien
(Komaruddin, 1994: 511). Manajemen sebagai ilmu dan seni dapat dibedakan dari
obyek pengenal, metode dan pendekatannya. Manajemen merupakan ilmu yang
terorganisasi dan sistematis yang bertugas untuk merumuskan asas-asas (prinsip)
agar dapat menjelaskan sekelompok gejala yang berhubungan serta merumuskan
kebijaksanaan atau norma-norma sebagai serangkaian tindakan yang perlu diikuti
agar sasaran tercapai dengan efisien dan efektif (praktis –normatif).
Manajemen
sebagai seni merupakan kajian mengenai pengalaman yang menciptakan kemahiran
(kemampuan dalam tingkatan yang tinggi) dan firasat (pertimbangan yang dibuat
tanpa kesadaran sebelumnya). Manajemen sebagai seni mengajarkan tentang
memecahkan suatu masalah (how to do) dan menejemen sebabai ilmu akan
mengajarkan bagaimana berfikir untuk memahami hakekat sesuatu (how to think). Manajemen
adalah berbuat sesuatu di dalam realitas situasi.
Keterbatasan
seni manajemen yang mengandalkan diri pada akal sehat (common-sense), petunjuk
praktis (rule of thumb) dan situasional dapat dibantu oleh ilmu manajemen yang
bertugas untuk memberikan gambaran, hitopetesa, analisa, konsep dan rekomendasi
yang didasarkan pengetahuan yang terorganisasi dan sistematis.
Klasifikasi
Teori Manajemen
Teori
manajemen selalu tumbuh dan berkembang sepanjang zaman. Ia berevolusi dimulai
dari aliran klasik sampai dengan aliran modern. Setiap aliran manajemen ini
mempunyai kriteria dan karakteristik masing-masing. Setiap aliran memiliki
keunggulan dan kelemahan pada zamannya masing-masing. Berikut ini diuraikan
perkembangan aliran manajemen yang ada di dunia.
Ø Aliran klasik mendeskripsikan dan mendefinisikan
manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajeme seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan dan penilaian. Aliran ini menekankan bahwa setiap
pelaku manajemen harus memperhatikan dan memiliki kemampuan dalam menerapkan fungsi-fungsi
tersebut.
Ø Aliran perilaku mendefinisikan paham bahwa manajemen
selalu berhubungan dengan perilaku manusia. Kajian aliran ini menitikberatkan
dan memusatkan perhatiannya kepada aspek manusia dan arti penting manajemen dalam
memahami seluk beluk perilaku manusia.
Ø Aliran manajemen Ilmiah menerapkan disiplin ilmu
matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya. Pendekatan numerik
dan kuantitatif merupakan sarana utama yang sangat berguna untuk menjelaskan
masalah manajemen dan mencari solusi atas berbagai masalah menggunakan
manajemen.
Ø Aliran analisis sistem memfokuskan pemikiran pada
masalah yang berhubungan dengan bidang atau ilmu lain yang saling berkaitan dan
berhubungan dalam rangka mengembangkan teorinya. Pendekatan sistem secara
menyeluruh dalam menguraikan masalah manajemen dimulai dari input, proses dan
output sistem.
Ø Aliran manajemen berdasarkan hasil memfokuskan pada
pemikiran hasil-hasil yang dicapai oleh manajemen bukana pada interaksi
kegiatan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya.
Ø Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada
usaha-usaha dan solusi pemecahan masalah untuk mencapai kepuasan pelanggan atau
konsumen. Orientasi mutu menjadi standar dan landasan dalam melaksanakan
manajemen pengelolaan sumber daya dalam mencapai tujuannya.
Fungsi
Manajemen
Lewis
A. Allen dalam Komaruddin (1994: 514) menyatakan fungsi manajemen terdiri atas
: (1) memimpin; yakni pengambilan keputusan, pengkomunikasian, pemberian
motivasi, penyeleksian dan pengembangan orang-orang; (2) perencanaan; yakni
peramalan, penetapan sasaran, pemrograman, penjadwalan, penganggaran,
pengembangan prosedur, penetapan dan penafsiran kebijaksanaan; (3) pengorganisasian;
yakni perancangan struktur organisasi, pendelegasian wewenang dan
tanggungjawab, penentuan hubungan-hubungan; (4) pengawaan; yakni
pengembangan standar prestasi, pengukuran prestasi, penilaian hasil dan
pengambilan tindakan perbaikan.
Fungsi
manajemen menurut Henri Foyal terdiri atas perencanaan, pengomandoan,
pengordinasian, dan pengawasan. Goerge R. Terry berpendirian
bahwa fungsi manajemen terdiri atas empat fungsi yakni perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan. Sementara itu, Harold Koontz dan
Cyriil O’Donnel menyatakan bahwa fungsi manajemen terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan staf, pengarahan dan pengawasan.
Dari
berbagai macam teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa fungsi manajemen
setidaknya meliputi “Enam P” yakni perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan, pelaporan dan penilaian.
Perencanaan adalah fungsi manajemen untuk merecanakan sasaran, tujuan dan
jadwal dari suatu kegiatan. Pengorganisasian adalah langkah pembagian tugas,
koordinasi dan komunikasi antara sumber daya organisasi. Pelaksanaan adalah
implementasi rencana dari hasil koordinasi untuk mencapai tujuan.
Pengawasan
adalah kegiatan pemantauan dan pengontrolan atas pelaksanaan kegiatan yang
telah direncanakan. Pelaporan adalah aktivitas menyampaikan informasi hasil
pengawasan kepada pihak yang bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah
ditetapkan. Penilaian adalah analisa hasil pelaporan dan pengawasan untuk
menyesuaikan dengan standarisasi yang telah ditetapkan serta upaya untuk
melakukan perbaikan yang berkelanjutan. Itulah siklus manajemen yang terus
bergulir secara bioritmik dalam menjalankan aktivitas organisasi dalam suatu
sistem.
Sarana
Prasarana Manajemen
Manajemen
adalah serangkaian kegaitan untuk sinkronisasi dan koordinasi pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya material untuk mencapai tujuan dengan cara
efektif dan efisien. Untuk menjalankan fungsi manajemen dalam rangka mencapai
suatu tujuan, maka dibutuhkan sarana dan prasarana manajemen untuk
mendukungnya.
Sarana
dan prasarana manajemen ini sering penulis sebut dengan istilah “Enam M”, yang
meliputi man, material, metods, mechine, money, markets. Man adalah sumber daya
manusia sebagai aktor utama pelaksana manajemen dalam menggerakkan seluruh
aktivitas organisasi. Material adalah bahan baku atau bahan masukan untuk
diubah menjadi suatu barang atau nilai yang lain dan lebih berhasil guna dan
bermanfaat guna. Metods adalah metode, mekanisme, prosedur, metodeologi merubah
material input menjadi output yang lebih bernilai tinggi. Mechine adalah alat
bantu atau mesin untuk mempercepat, mempermudah dan memperlancar aktivitas
perubahan input menjadi output. Money adalah sumber daya keuangan atau material
yang menggerakkan secara finansial seluruh aktivitas manajemen. Market adalah pasar
atau sasaran dari produk dan hasil output suatu aktivitas manajemen organisasi.
Sarana
dan prasarana “Enam M” ini mutlak dan harus ada dalam setiap kegiatan manajemen
organisasi baik yang berorientasi laba maupun waralaba. Setiap organisasi atau
perusahaan yang menjalankan proses produksi atau edukasi memerlukan sarana
tersebut guna menjamin dan memastikan kualitas hasil outputnya. Kemampuan
pengelolaan sumber daya sarana prasarana tersebut akan menentukan tingkat
efektivitas dan efisiensi sebuah sistem organisasi dalam mencapai tujuan visi
dan misinya.
Peranan
Manajer dalam Manajemen
Manajemen
sebagai suatu fungsi membutuhkan figur manusia untuk menjalankannya. Aktivitas
dan fungsi manajemen diperankan oleh seorang manajer. Manajer adalah seseorang
yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan guna
mencapai sasaran organisasi. Manajer merupakan seseorang yang bertugas untuk
melakukan kombinasi faktor-faktor produksi dengan cara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan yang direncanakan.
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada
sepuluh (10) peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian
mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok.
1.
Manajer sebagai peran
antar pribadi. Manajer selalu melibatkan diri dengan menjalankan hak dan
kewajiban kepada orang lain yang tergabung dalam organisasinya. Peran ini lebih
bersifat seremonial dan simbolik sebagai seorang figur atau panutan, pemimpin,
dan penghubung antar sumber daya.
2.
Manajer sebagai peran
informasional. Manajer adalah seorang yang menjadi sumber informasi dan
komunikator dalam organisasi. Ia memiliki tugas sebagai pemantau dan penyebar
informasi kepada seluruh jenjang organisasi. Ia juga berperang sebagai juru
bicara.
3.
Manajer sebagai peran
pengambilan keputusan. Manajer adalah subyek untuk mengambil keputusan dalam
setiap perjalanan organisasi. Ia berperan sebagai seorang wirausahawan yang
mencari peluang dan potensi sumber daya. Manajer juga berfungsi sebagai pemecah
masalah (problem solver), pembagi sumber daya, dan perunding serta penyelesai
konflik antar sumber daya manusia.
Ketrampilan
Manajer dalam Manajemen
Seorang
manajer yang mengelola aktivitas dan fungsi manajemen harus memiliki
kualifikasi dan spesifikasi kecerdasan maupun kemampuan secara spesifik.
Manajer adalah kedudukan atau jabatan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan
dalam mengelola sistem informasi dan komunikasi dalam rangka mengalokasikan dan
mengatur sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, seorang
manajer harus memiliki ketrampilan pada ranah konseptual maupun operasional
sebagai berikut.
1.
Keterampilan konseptual (conceptional skill). Manajer tingkat atas (top
manager) harus memiliki keterampilan dalam merumuskan konsep, ide, dan
gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide yang bersifat abstrak tersebut
harus mampu divisualisasikan lebih konkret agar mudah dipahami orang lain serta
dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan yang bersifat nyata. Proses
penjabaran dan aktualisasi ide menjadi suatu rencana kerja yang konkret itu disebut
sebagai proses perencanaan. Keterampilan konsepsional seorang manajer meliputi
kemampuan rancang bangun suatu ide dan gagasan serta mewujudkannya dalam rencana
kerja.
2.
Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill).
Ketrampilan ini sering disebut juga dengan ketrampilan kemanusiaan berupa
kemampuan seorang manajer untuk berkomunikasi, berinteraksi dan berhubungan
dengan orang lain. Komunikasi yang persuasif adalah rumus dasar untuk menjamin
kelancaran proses kinerja sumber daya manusia yang dipimpinnya. Kemampuan
berkomunikasi dan mengelola informasi ini akan meningkatkan penghargaan dan
keterlibatan seluruh sumber daya organisasi dalam mencapai tujuan bersama. Keterampilan
berkomunikasi sangat diperlukan oleh manajer di seluruh jenjang struktural.
3.
Keterampilan teknis (technical skill). Keterampilan teknis ini merupakan
perangkat kecerdasan intelektual yang bersifat (hard skill) dari seorang
manajer terhadap ilmu atau profesionalisme pekerjaannya. Keterampilan teknis
ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu dan
memperbaiki suatu permasalahan yang ada pada pekerjaan tersebut. Contoh
keterampilan teknis adalah kecakapan menggunakan komputer, memperbaiki mesin
operasi, akuntansi dan lain-lain. Ketrampilan ini biasanya dimiliki oleh
manajer tingkat menengah dan bawah.
4.
Keterampilan manajemen
waktu (time skill). Keterampilan merupakan waktu akan menentukan efisiensi
pencapaian tujuan dari suatu organisasi. Semakin kecil waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan maka semakin kecil biasa yang dikeluarkan
oleh organisasi. Seorang manajer harus memiliki keterampilan mengelola dan
menggunakan waktu secara arif dan bijaksana dalam menyusun rencana dan jadwal
alokasi sumber daya manusia maupun sumber daya material.
5.
Keterampilan membuat
keputusan (decision making skill). Ketrampilan ini meliputi kemampuan
seorang manajer untuk mendefinisikan masalah dan menguraikan sumber
permasalahan serta menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan
membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi
kelompok manajer atas (top manager). Sistematika atau langkah-langkah
umum dalam mengambil keputusan meliputi; (1) Manajer harus mendefinisikan
masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk
menyelesaikannya. (2) Manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan
memilih satu alternatif yang dianggap paling baik dan minimalisir resiko. (3) Manajer
harus mengimplementasikan alternatif yang telah dipilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar dan sesuai standar yang
telah ditetapkan.
Itulah
hakekat dan pengertian dari manajemen dan manajer. Ilmu ini bersifat universal
dan bisa diterapkan kapan saja dan dimana saja oleh siapa saja. Ilmu manajemen
adalah ilmu dan seni yang mengajarkan kepada manusia tentang fungsi dan
aktivitas manusia dalam mengelola sumber daya manusia dan material untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Kecakapan dan
ketrampilan seorang manajer dalam mengatur sarana dan prasarana “Enam M” dengan
kedisiplinan menerapkan fungsi manajemen “Enam P” akan menghasilkan suatu
output organisasi yang sesuai dengan rencana dan tujuannya.
Itulah
esensial manusia sebagai khalifah-Nya, bekerja berdasarkan ilmu-Nya,
dalam
mencipta sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Semua ilmu bisa dipelajari
pada
alam ciptaannya. Begitu juga dengan ilmu manajemen yang terbentang di
seluruh
ufuk alam raya. Semua bentuk konkrit makhluk ciptaannya adalah media
bagi
manusia untuk memikirkan segala sesuatu dibalik eksistensi
keberadaannya. Ilmu
itulah esensi dari eksistensi alam semesta. Manusia bertugas untuk
mendownload ilmu pada alam dan kemudian menguploadnya untuk
kebermanfaatan pada alam. Itulah karunia ilmu terbesar bagi
manusia yang selalu bersyukur dan berbagi antar sesama makhluk-Nya
sehingga
menjadi rahmat bagi semesta raya.