Jumat, 20 September 2019

Refleksi dan Evaluasi Diri ke-34


Ulang tahun, merupakan media refleksi bagi orang-orang berakal dalam mengevaluasi diri terhadap lingkungannya. Waktu yang bersifat siklus, berputar setiap satuan waktu baik hari, minggu, bulan dan tahun, akan mempermudah bagi para pemikir untuk melaksanakan fungsi manajemen bagi dirinya, dalam kaitannya keberadaan dirinya sebagai pribadi atau individu yang terikat dalam kehidupan personal, keluarga, komunitas, berbangsa, maupun alam semesta. Kemampuan adaptasi dalam situasi yang terus bergulir dan berganti ini, akan menjadikan dirinya menjadi manusia berkat bagi seluruh bagian-bagian yang melibatkannya.

Setiap insan manusia akan mendapatkan pertanyaan selama masa hidupnya, terlebih seiring dengan bertambahnya usia, bahkan saat menuju usia produktifnya. Apa yang telah diperbuat diri manusia untuk diri, keluarga, organisasi, bangsa, alam semesta ini? Pertanyaan ini menuntut sikap bertanggung jawab agar manusia selalu mengevaluasi dan merefleksikan dirinya sebagai manusia yang dicipta oleh Tuan Semesta Alam agar menjadi wakil-Nya di muka bumi. Ruang dan waktu diberikan Sang Pencipta kepada makhluknya untuk berproses dan berkegiatan dalam mewujudkan kasih dan sayangnya kepada sesama makhluk ciptaan-Nya.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, coba renungkan sejenak keterikatan diri kepada nilai dan prinsip yang dimiliki oleh diri, keluarga, komunitas, bangsa, alam semesta, atau bahkan isme ajaran dari Sang pencipta. Jika diri anda mampu menginternalisasikan nilai dan prinsip tersebut ke dalam diri dan membuktikannya dalam perilaku yang bermanfaat pada diri, lingkungan, dan alam semesta, maka itu artinya diri anda telah memiliki integritas atau ketauhidan terhadap prinsip ilmu tersebut. Dengan kata lain, diri anda sedang menuju kepada kebermanfaatan universal atas nilai dan prinsip tersebut. Jika kebalikannya, maka diri anda sedang menjauhi prinsip dan nilai tersebut, itu artinya diri anda sedang memisahkan diri dari Pencipta nilai dan prinsip tersebut.

Satu alat atau instrumen untuk melihat keberhasilan dan kebermanfaatan diri adalah respon atau reaksi dari komponen sistem yang terlibat pada diri saudara. Ambil contoh dalam sistem keluarga, maka ada unsur atau elemen sistem terdiri atas anak dan istri. Mereka adalah cermin atau reflektor atas segala pemikiran, perkataan dan perbuatan yang ditampilkan suami sebagai bagian integrasi sistem. Segala bentuk pikir, kata dan perbuatan anak maupun istri selalu dipengaruhi oleh perilaku suami, hukum aksi reaksi dalam hubungan keluarga. Jika mereka memberikan reaksi kasih dan sayang, maka itu artinya mereka mendapatkan kebiasaan perilaku dari anggota keluarganya yang penuh dengan kasih sayang. Jika respon mereka justru kebalikannya, maka itu menjadi signal atau indikator agar para pelaku inti sistem merubah perilakunya agar memberikan pengaruh yang berbeda dari biasanya. Inilah hukum contoh keteladanan, mereka belajar dari apa yang dilihat dan dikerjakan oleh orang terdekatnya.

Karena itu, malam Jumat ini, penulis cukup beruntung diberikan anugerah keluarga dengan anggota sistem yakni istri dan anak-anak yang memberikan respon positif atas situasi dan momentum kehidupan keluarga. Satu hal yang tidak penulis duga, anak pertama berumur 4 tahun sudah bisa merekayasa atau memberikan "surprise" kado Ulang Tahun terindah dalam segala "kesederhanaannya". Nilai kasih dan sayang itulah yang tidak ternilai oleh "kue coklat" atau "kado imajiner", melainkan kesadaran dan tata nilai dari dalam diri anak yang ingin memberikan kejutan hadiah kepada orang tuanya. Setiap orang tua tidak akan mengharapkan apapun dari anaknya, ia hanya ingin menjadikan anaknya punya ajaran prinsip dan isme yang diperjuangkan oleh kedua orang tuanya. Hidup ini membutuhkan cinta dan kasih, agar tetap hidup dan menyala menyusuri perjalanan menuju ridha-Nya, dalam satu kesatuan keluarga sebagai bagian terkecil dari sistem Kerajaan-Nya.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar