Minggu, 26 Maret 2017

Belajar Dari Rasa Sakit



Tuhan Yang Maha Esa itu benar-benar pengasih dan penyayang kepada seluruh hamba-Nya di jagad raya ini. Semua diberikan karunia atas hak-haknya atas segala design kesepasangan yang Dia terapkan pada kehidupan makro dan mikro sistem . Dia memberikan ganjaran dan balasan kepada siapa saja yang hidup berdasarkan "cara kerja" atau "sistem"-Nya, sehingga makhluk tersebut dapat menjalankan kehidupannya dengan selaras, serasi dan seimbang.

Segala nikmat yang diberikan-Nya itu tidak sebatas pada suatu nikmat yang bersifat positif. Ada juga pemberian yang bersifat negatif, karena adanya positif terikat dan tergantung dengan yang negatif. Prinsip kesepasangan ini menjadi jaminan dan garansi bahwa makhluk tersebut masih hidup, karena satu ciri utama dari sesuatu yang hidup tumbuh dan berkembang adalah kesepasangan, pergantian, dan pergiliran pada struktur elemen makhluk tersebut.

Satu kesepasangan nikmat yang tiada tara dari sehat adalah sakit. Sakit bukanlah sebatas anti thesis dari kata sehat, akan tetapi jauh lebih dari sekedar situasi dan kondisi dimana mekanisme tubuh tidak berjalan dengan optimal. Tubuh yang sakit akan berdampak pada produk sistem tubuh baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Dampak dari sakit menyebabkan gerakan fisik menjadi terbatas, struktur dari kepala hingga kaki mengalami ganguan, maupun aliran darah serta sistem kerja udara di dalam otak menjadi tidak stabil sehingga perilaku fisik menjadi tergangu. Dan ini sangat menyakitkan.

Selain dari fisik, dampak dari sakit adalah menurunnya aktivitas non fisik. Cara berfikir, cara bertindak dan cara menyelesaikan suatu aktivitas berdasarkan mekanisme kerja otak menjadi terganggu. Jika sudah demikian, maka produktivitas dan efektvitas seseorang menjadi rendah bahkan cenderung tidak produktif. Sekali lagi, ini adalah hal yang cukup merugikan. 

Namun demikian, kondisi sakit tidaklah harus dimaknai secara negatif, tetapi justru kebalikannya. Sakit adalah situasi dan kondisi dari suatu sebab dan akibat. Tidak ada suatu kejadian pun tanpa sebab. Sakit adalah indikator atau instrumen bagi seseorang untuk melihat dan mengukur dirinya tentang kepatuhan dan kedisiplinan dalam menjalankan pola dan perilaku hidup sehat. Sakit adalah dampak dari aktivitas cara kerja sistem tubuh yang mengalami beban aksi di luar reaksi yang melebihi batas. Sakit juga bisa dicari penyebabnya dari kacamata sistem baik pada input, proses, output.

Tentu saja, setelah mengetahui akar penyebab sakit dari segi sistem input baik dari input makanan, minuman, olah raga, olah pikir, olah rasa dan olah lainnya, maka dengan sendirinya ada ditemukan formula untuk mengobatinya. Manusia harus disiplin, tunduk patuh, pasrah terhadap pola dan mekanisme sistem tubuh yang dimulai dari input, proses dan out put. Sehat adalah akumulasi perilaku input dan proses dalam mengolah segala sesuatu yang masuk ke dalam tubuh maupun gerakan tubuh. Oleh sebab itu, manusia sangat membutuhkan sikap dan perilaku hidup sehat untuk mendapatkan hidup yang sehat. Sementara itu, jika ingin hidup sakit maka mudah saja dengan cara mengabaikan mekanisme kerja sistem tubuh yang ada di dalam diri manusia tersebut.

Terakhir, sehat adalah situasi dan kondisi yang membutuhkan investasi dan upaya kerja keras tiada henti. Sehat memang karunia dari Tuhan YME secara cuma-cuma, akan tetapi jika kondisi sehat tidak dirawat atau dijaga, maka tunggulah giliran bagi diri-Nya untuk memberikan rasa sakit. Dia itu adil, dan barangsiapa menjaga dan mensyukuri nikmat-Nya, maka nikmat itu akan ditambahkan-Nya tanpa nilai nominal yang tiada tara. Mari budayakan hidup sehat. Salam sehat dan bahagia.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar