Kisah Sukses Sang Juara Dunia MotoGP
Marc Marquez alias The Baby Alien,
pria kebangsaan Spanyol berusia 23 tahun ini berhasil menjadi Juara Dunia
MotoGP tahun 2016. Ia mencatat sejarah sebagai pembalap termuda yang meraih
gelar juara dunia MotoGP sebanyak 3 kali (2013, 2014 dan 2016) pada usia 23
tahun dan 242 hari. Sebuah pencapaian yang fenomenal dan melampui batas dari
para juara MotoGP sebelumnya, termasuk The Doctor Valentino Rossi.
Pembalap bertubuh mungil dari tim
Repsol Honda ini menjadi juara dunia tahun 2016 setelah memenangi seri XV
MotoGP Jepang di sirkuit Twin Ring Motegi Minggu, 15 Oktober 2016, padahal seri
balapan masih tersisa 3 kali yaitu di Australia, Malaysia, Valencia. Ia sudah
dapat mengangkat trofi juara I karena perolehan poinnya sudah mencapai 273 poin
dan tidak mungkin lagi terlewati raihan poinnya oleh dua pesaing terdekat dari
tim Moviestar Yamaha, Valentiono Rossi (196 poin) dan Jorge Lorenzo (182 poin).
Marquez berhasil meraih poin secara konsisten pada setiap laga dan selalu naik
podium pada seri balapan tahun ini, kecuali terakhir terjatuh di seri Australia
minggu lalu.
Kemenangan dan keberhasilan
meraih juara dunia ini tentu saja buah dari akumulasi mental, fisik, teknik dan
kerjasama tim konstruktor. Marc Marquez hanyalah satu titik dari bagian sistem
terpadu dalam naungan tim Honda. Semua elemen dari sumber daya manusia, sumber
daya material, sumber daya teknik, dan sumber daya lainnya bersatu padu
menjalankan skenario terbaik pada masing-masing tugas pokoknya. Marquez dengan kompetensi
hard skill pembalap dan soft skill mentalnya serta kontribusi maksimal dari para
konstruktor mesin, cummuter line dan pit stop telah bersama-sama
mengantarkan dirinya menjadi Sang Juara Dunia.
Prestasi spektakuler ini tidak
diraih tiba-tiba dan instan. Marquez membutuhkan proses perjuangan berliku dan penuh dengan
resiko dalam setiap melewati lawannya dalam tikungan yang tajam. Ia juga banyak
belajar dari hal-hal kesalahan maupun kekurangan dari dirinya maupun dari tim
pacuan kuda besinya. Bahkan ia beserta timnya selalu berjibaku melakukan
perbaikan, evaluasi dan koreksi berkelanjutan terhadap berbagai catatan pada
tiap-tiap laga. Aktivitas perbaikan ini menjadikan dirinya selalu bergerak
ekplosif dan hampir selalu memperbaiki catatan pencapaian pada setiap
penampilannya. Semua tim berkomitmen dan konsisten untuk berjalan sesuai dengan
alur dan peta kerja masing-masing fungsinya, sehingga membuahkan karya optimal
menguasai jagad balapan sepeda motor paling bergensi di muka bumi ini.
Itulah Marc Marquez dengan Tim
Honda-nya yang telah berhasil mendapatkan nikmat dan anugerah trophy sebagai
juara dunia MotoGP. Kesuksesan ini diraih hanya karena mereka berjalan pada “jalan
kebenaran” atau jalan yang lurus, komitmen dan konsisten terhadap visi, misi
dan program yang telah mereka petakan skenarionya. Mereka berjalan pada
lintasan yang benar sesuai ilmu dan petunjuk langkah-langkah menjadi juara
dunia dalam konteks balapan pacuan mesin.
Dengan kata lain, jalur kemenangan
ini memang hanya berpihak kepada orang-orang yang melakukan sesuatu yang benar
dengan caya yang benar, do the right thing and do the thing right. Marc
Marquez hanyalah satu contoh dari manusia-manusia yang konsisten memperjuangkan
apa yang diyakininya sebagai sesuatu yang benar menurut dirinya. Ia berhasil
merebut juara dunia karena kegigihannya, resikonya, kesabarannya,
pantang mundur, ketangguhannya, ketrampilannya, keahliannya, kerjasamanya yang berbalut dengan
komitmen pada cara atau jalan yang benar menjadi Sang Juara Dunia. Itulah
contoh seorang pemenang bukan seorang pecundang, orang yang mendapat nikmat
bukan laknat.
Fakta di atas adalah sesuatu yang
benar sehingga bisa dijadikan contoh dalam konteks dan aplikasi hidup sesuai
dengan visi dan misi tertentu. Marc Marquez tidak mungkin meraih gelar juara
dunia kalau berjalan pada jalan yang salah. Jalan yang salah adalah kebalikan
atau anti-thesis dari rumusan jalan kebenaran yang dilalui olehnya. Lihat saja,
19 pembalap saingannya tidak dapat mengalahkan poinnya dan harus rela memberikan
kemenangan padanya karena pembalap lain berjalan pada jalan yang salah, jalan
yang tidak lurus ini telah membuat Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo terjatuh
tergelincir di sirkuit Jepang, dan pada akhirnya memberikan jalan mulus peringkat
1 dunia kepada Marc Marquez.
Itulah pelajaran berharga dari
para juara dunia. Kata kuncinya, bagi kita yang bukan seorang pembalap MotoGP
ataupun orang-orang yang berkompetisi pada level dunia, tetapi ingin menjadi
juara atau pemenang pada radius atau skala tertentu, maka hal yang harus
dilakukan adalah mencontoh dan belajar dari kisah sukses seorang pemenang.
Nilai-nilai universal dari seorang juara seperti komitmen, konsisten, mental,
skill, teknik, komptensi, kesabaran, kegigihan merupakan “jalan kebenaran” yang
tidak terbatas ruang dan waktu. Pola kebenaran ini bisa diduplikasi oleh siapa
saja dan dimana saja yang ingin menjadi juara dunia, atau setidaknya menjadi
juara dalam lingkungan keluarga, lingkungan kampung, lingkungan kampus,
lingkungan dunia maya, lingkungan dan level lainnya sesuai daya jangkau
kebermanfaatan masing-masing insan manusia. Ya, jalan kebenaran ini akan
mengantar seorang manusia pada kemenangan, sementara jalan kesalahan akan
mengantar manusia pada kekalahan. Itulah fakta dan bisa diamati di alam nyata
serta tergores dalam catatan sejarah perjalanan peradaban umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar